Thursday, October 31, 2024

Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Sejarah dan Keutamaan Isra Miraj: Memperteguh Keimanan Islam

Isra Miraj adalah peristiwa penting dalam sejarah Islam, yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-12 kenabian Nabi Muhammad SAW.

Isra Miraj terjadi ketika Nabi Muhammad SAW sedang berada di Masjidil Haram di Mekkah. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Yerusalem dengan menggunakan Buraq.

Setelah sampai di Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan ke Sidratul Muntaha yang berada di lapisan langit ke tujuh dan bertemu dengan para Nabi terdahulu  pada setiap lapisan yang dilewati.

Pada lapisan langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah mendirikan salat sebanyak 5 waktu dalam satu hari. 

Isra Miraj memiliki banyak keutamaan dalam Islam, yang jika dipahami dengan kesucian hati setiap umat Islam dapat memperteguh keimanan kepada Allah SWT, sang Maha Kuasa.

Berikut ini beberapa keutamaan Isra Miraj, di antaranya :  

1. Menjadi bukti kebesaran Allah SWT

Peristiwa Isra Miraj merupakan bukti kebesaran Allah SWT, yakni perjalanan Nabi Muhammad dari Mekkad ke Yerusalem dan naik ke langit ketujuh dalam waktu semalam merupakan hal yang tidak mungkin terjadi menurut logika manusia. 

penceramah Buya Yahya menjelaskan, peristiwa Isra Miraj adalah murni kekuasaan Allah SWT, sang pemilik Alam Semesta yang Maha Mengetahui dan Maha Berkehendak, yang mana tak bisa dinalar oleh akal manusia.

Hal ini sesuai dengan QS Al-Isra 17:1, yang berbunyi : "Sub-hannallazi asra bi abdihi lailam minal-masjidil harami ilal-masjidil-aqsallazi barakna haulahu linuriyahi min ayatina, innahu huwas-sami'ul-basir".

Artinya :  “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

2.  Menjadi bukti kenabian Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW adalah satu-satunya manusia yang pernah melakukan perjalanan Isra Miraj. Peristiwa ini menjadi bukti bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT yang membawa kebenaran bagi umat Islam di dunia. 

3. Menjadi bukti bahwa surga dan neraka adalah nyata

Tergambar jelas dalam perjalanannya, Nabi Muhammad SAW melihat surga dan neraka adalah yang tempat yang nyata, dan akan dihuni oleh manusia setelah kematian.

4. Menjadi bukti Allah SWT mampu melakukan apa saja atas Kuasa-Nya

Peristiwa Isra Miraj menunjukkan bahwa Allah SWT mampu melakukan apa saja. Allah SWT dapat melakukan hal-hal yang di luar logika manusia.

Hal ini sesuai dengan QS An-Najm 53 : 13-18, yang berbunyi : "Wa laqad ra ahu nazlatan ukhra inda sidratil muntaha indaha jannatul-ma wa iz yagsyas-sidrata ma yagsya ma zagal-basaru wa mat taga lawad ra a min ayati rabbihil-kubra".

Artinya : "Dan sesugguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar".

Secara keseluruhan isi surat An-Najm menjelaskan tentang kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, wahyu yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW serta peristiwa Isra Mi'raj.

5. Menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang benar

Peristiwa Isra Miraj merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW. Terbukti mukjizat ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang benar dan berasal dari Allah SWT, sang pencipta alam semesta.

Dengan memahami keutamaan Isra Miraj, umat Islam diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan atas segala nikmat hidup yang Allah SWT limpahkan kepada kita.

Maulid Nabi Muhammad SAW

Sejarah Awal Mula Diperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
Di bulan Islam Rabiul Awal terdapat tanggal yang istimewa yakni Maulid Nabi Muhammad SAW. Pada 12 Rabiul Awal, Rasulullah SAW dilahirkan di Kota Mekah.

Masyarakat di Indonesia juga mengenal Maulid Nabi karena dijadikan hari libur nasional setiap tahunnya. Tanggal 12 Rabiul Awal 1445 Hijriah diperingati setiap tahunnya, banyak yang belum mengetahui dan memahami apa itu Maulid Nabi.dari sisi bahasa, maulid dalam bahasa Arab artinya waktu kelahiran. Sehingga Maulid Nabi artinya yakni waktu kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Maulid Nabi adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperingati setinap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.

Sejarah Maulid Nabi

Sejarah Maulid Nabi tidak lepas dari momen kelahiran Rasulullah yang memiliki banyak keistimewaan.

Dikutip dari buku Inilah Kisah Sang Rasul, Sejarah Nabi Muhammad dan Af-Khufafaa 'Ar-Raasyidiin, karya Muhammad Luqman H. Za, Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah pada Senin, 12 Rabiul Awal pada Tahun Gajah.

Rasulullah anak dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahb. Abdullah merupakan anak dari pemimpin Suku Quraisy yang sangat dihormati di kalangan penduduk. Pada tahun itu, Nabi Muhammad SAW yang lahir di Makkah dibesarkan sebagai anak yatim lantaran sang ayah wafat sebelum ia dilahirkan.

Setelah menghabiskan beberapa tahun bersama sang Ibu, Nabi Muhammad SAW tinggal bersama kakeknya Abdul Muthalib. Abdul Muthalib sangat menyayangi cucunya. Ia senantiasa berdoa dan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dua tahun kemudian Abdul Muthalib menyusul kepergian Aminah. Nabi Muhammad SAW yang telah kehilangan tiga orang terkasih akhirnya tinggal bersama pamannya Abu Thalib. Abu Thalib dikenal sangat dermawan meskipun hidup serba kekurangan.

Bersama pamannya, Nabi Muhammad SAW pergi berdagang ke Negeri Syam hingga sukses menjalankan bisnisnya. Di tengah perjalanan bisnisnya, Nabi Muhammad SAW dipertemukan dengan seorang rahib bernama Nasthur, yang mengungkapkan adanya keistimewaan dalam dirinya.

Nabi Muhammad SAW tumbuh menjadi pemuda yang mempunyai budi pekerti baik. Sepulangnya dari Negeri Syam, Rasulullah SAW menikah dengan Khadijah binti Khuwailid dan dikaruniai tiga putera dan empat puteri.

Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul pada usia 40 tahun. Peristiwa diangkatnya Nabi Muhammad SAW menjadi rasul terjadi tepat pada 17 Ramadhan tahun 611 M. Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya melalui malaikat Jibril di Gua Hira.

Rasulullah pun mulai melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun. Hingga turun Surat Al-Hijr Ayat 94 yang menyuruhnya berdakwah dengan terang-terangan secara lisan. Sejak saat itu, Rasulullah SAW terus melanjutkan dakwahnya menyebarkan ajaran Islam hingga akhir hayatnya.

Demikian dan Semoga dapat bermanfaat sekian terima kasih 

Al Mudzil artinya Maha Menghinakan

Salah satu Asmaul Husna yang dimiliki oleh Allah SWT adalah Al Mudzil. Asmaul Husna Al Mudzil memiliki arti, yaitu Yang Maha Menghinakan. Lafal Al Mudzil berasal kata dzalla-yadzillu-dzillatan yang berarti rendah, hina.

Dalam Al Qur'an surah Al A'raf ayat 180

وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۖ - ١٨٠

Arab Latin:

Wa lillāhil-asmā`ul-ḥusnā fad'ụhu bihā wa żarullażīna yul-ḥidụna fī asmā`ih, sayujzauna mā kānụ ya'malụn

Artinya:

“Dan Allah memiliki Asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”

Sementara, akar kata Al Mudzil dalam bahasa Arab Klasik memiliki arti rendah, dasar, sengsara, melarat, keji, hina, terhina, menjijikkan, merendah, sederhana, tunduk, lemah, gampang, mudah dan dapat diatur.

Selain itu, manusia juga diberi kebebasan oleh Allah SWT untuk memilih menjadi manusia yang mulia maupun hina dan apabila seorang hamba berbuat keburukan, mudah bagi Allah SWT memberikan balasan malu,tercela menurunkan derajat hambanya atas kesalahan yang telah diperbuatnya,

Al Mudzil membawa makna mendalam bahwa Allah SWT merupakan satu-satunya Dzat tidak terkalahkan dan tidak tertundukkan yang berkuasa untuk meletakkan makhlukNya menjadi rendah maupun hina.



Al Muiz artinya Maha Memuliakan